mail_outline desatanjung.kotokamparhulu@kamparkab.go.id
16 Feb 2022 23:09:00 521 Kali
Desa Tanjung, Koto Kampar Hulu memiliki kekerabatan dengan Kerajaan Rokan IV Koto, hal ini berkat jasa Datuk Godang Cincin pada zaman dahulu menolong Kerajaan Rokan, berikut ceritanya....
Pada zaman dahulu ketika masa kerajaan Rokan IV Koto Berjaya, masyarakatnya hidup dengan aman dan sejahtera, semua orang hidup dengan rukunnya, rasa kebersamaan selalu dijaga oleh masyarakat melalui kaum adat serta oleh keluarga kerajaan atau keluarga bangsawan.
Sebagai kerajaan yang begitu Berjaya pada zaman itu, tidak satupun terdengar ada perselisian diantara penduduknya sampai pada suatu hari, ketika itu suatu hari di Rokan IV Koto, sedang ramai-ramainya orang di pasar kira-kira matahari setengah penggalan keramaian pasar terusik dengan adanya suara ribut dari ujung pasar, semua orang berbondong-bondong ke arah suara keributan itu, sampai disana orang banyak terbelalak, karena ditengah-tengah kerumunan orang banyak itu berdiri seorang laki-laki dengan pongahnya.
“wahai para pendekar Rokan, aku datang dari jauh, datang kesini untuk mencari lawan sepadan, sudah banyak kampung dan tanjung yang kulalui, namun tidak seorangpun pendekar yang bisa mengalahkan aku, sekarang keluarlah kalian para pendekar negeri ini, mari kita bertarung ,mengadu ilmu” tantangnya dengan lantang.
Semua orang menanggapi tantangan laki-laki dengan macam-macam perasaan, ada yang gentar, orang saling pandang menunggu siapa yang akan tampil ketengah gelanggang melawan laki-laki itu. Melihat tidak ada tanggapan dari orang banyak yang ada disitu laki-laki dengan suara lantang kembali mengeluarkan tantangan “Hai semua laki-laki yang ada disini, apakah kalian sudah menjadi perempuan, kenapa tidak satupun dari kalian yang sanggup maju melawan tantanganku?”
Mendengar kata laki-laki itu, terjadi kembali keheningan disana sini, beberapa saat keheningan tersebut berlalu muncullah seorang laki-laki setengah baya ketengah-tengah gelanggang berseru “Wahai laki-laki penantang, apa maksud menantang kami disini?”
Ha…ha…ha…, kalau kalian hanya bertanya kenapa kau mau ?, kalau sekedar bertanya lebih baik kau tidak maju!” Mengapa kamu menantang kami disini, apa maksudmu” jangan banyak cakap kau,ha…ha…ha…, apakah masih kurang jelas bagi kami, aku kesini ingin mencoba ilmu kalian disini, kalau kalian ingin tahu akulah yang disebut orang pendekar Malin Kukuk” teriaknya lantang.
“lebih baik kamu tinggalkan kampung kami ini, kami disini tidak pernah berbuat keributan, kami hidup dengan aman disini” kata laki-laki yang tampil didepan tadi. “banyak bicara kau” lalu pendekar Malin Kukuk menerjang laki-laki itu. Perkelahian tidak dapat dihindari, laki-laki itu terdesak oleh pendekar malin Kukuk, sampai tertangkap tangannya dan patah oleh malin Kukuk.
Setelah mengalahkan laki-laki pertama kebengisan pendekar Malin Kukuk semakin menjadi-jadi, setiap orang yang ada didepannya diterjangnya, membuat orang lari tunggang langgang, keributan tersebut sampai ke istana, lalu raja mengutus pendekar istana melawan pendekar Malin Kukuk.
Setiap ada pendekar kerajaan yang maju, selalu kalah oleh Malin Kukuk, semua pendekar kerajaan sudah kalah ditangan Malin Kukuk, tidak ada seorangpun yang dapat mengalahkannya, karena sudah tidak ada lagi yang berani melawan pendekar Malin Kukuk, semua pendekar yang tersedia kalah dibuatnya.
Karena tidak ada lagi yang berani melawannya, pendekar malin Kukuk berjalan sepanjang kampung berkukuk menggambarkan tantangan, sampai-sampai raja kehabisan akal untuk menundukkan malin Kukuk, karena tidak ada lagi pendekar dalam kerajaan yang berani melawan malin Kukuk.
Akhirnya raja mengutus hulubalang ke kampung Tanjung, untuk menjemput orang hebat disana, guna mengalahkan Malin Kukuk, setelah diceritakan oleh Hulubalang, datuk Godang Cincin yang diharapkan oleh raja untuk mengalahkannya.
Maka berangkatlah mereka menuju Rokan IV Koto, datuk Godang Cincin membawa anaknya yang sudah mulai dewasa, sesampainya di istana, datuk Godang Cincin menghadap raja, dan bersedia menghadap Malin Kukuk. Sebelum pertarungan itu dilaksanakan, Datuk Godang Cincin minta kepada raja menyediakan beberapa batang tebu, setelah tebu didapat lalu diundanglah pendekar Malin Kukuk.
Dengan gagah berani Malin Kukuk datang ke istana memenuhi tantangan raja “Hai raja siapa lagi pendekar yang hendak engkau hadapkan padaku” lontarnya dengan angkuh. Lalu turunlah anak Datuk Godang Cincin untuk menghadapi pendekar malin Kukuk. Wahai pendekar…akulah lawanmu”tantangnya dengan berani.
Ha…ha…oi raja, apakah tidak ada laki-laki lagi di kerajaan ini hingga anak kemarin sore yang kau hadapkan kepadaku…” Mendengar kata-kata pendekar Malin Kukuk tersebut muncullah Datuk Godang Cincin di jendela sambil membawa tebu.
Hai pendekar janganlah kamu berlagak congkak dulu…kau lawan dululah anak muda ini ucapnya, lalu ia duduk ditangga sambil mengupas kulit tebu, kulit tebu yang dikupasnya jatuh kehalaman, sementara dihalaman sudah terjadi pertarungan sengit. Secara bergantian kedua orang itu saling bergantian serang menyerang, pertarungan sengit tidak dapat dihindarkan, sementara Datuk Godang Cincin terus mengupas tebu, kulit tebu dan tungkulnya jatuh kehalaman, tungkul tebu berserakan dihalaman diantara perkelahian itu.
Pertarungan itu tanpa disadari telah mengeluarkan banyak jurus, sampai pendekar Malin Kukuk tergelincir terpijak tungkul tebu, melihat itu Datuk Godang Cincin berkomentar. “sudah kena kau pendekar Malin Kukuk”, belum apa-apa Datuk, sebentar lagi aku akan mengalahkn anak muda ini, katanya. Kalau kau tak percaya cobalah meludah…alangkah terkejutnya, air ludahnya sudah bercampur darah, sementara diseberang sana anak muda itu berdiri tersenyum.
Melihat kenyataan itu, pendekar Malin Kukuk berujar “”aku mengaku kalah” katanya. “Wahai raja aku sudah kalah, mulai sekarang akau tidak akan mengganggu kerajaan ini”.
Setelah itu, Malin Kukuk pergi, melihat keadaan demikian orang-orang yang ramai menyaksikan pertarungan itu bersorak penuh kegembiraan, karena lawan sudah kalah, maka raja berujar kepada Datuk Godang Cincin,
“Dengan apalah kami membalas jasa Datuk ini” ungkap raja,
“Tidak perlu tuanku, yang hamba inginkan bagaimana hubungan antara Rokan IV Koto dengan Negeri Tanjung tidak lekang oleh panas dan tidak lapuk oleh hujan.
Maksudnya antara Kerajaan Rokan dan Desa Tanjung bersaudara selamanya..
Untuk artikel ini
Hari ini | : | 102 |
Kemarin | : | 72 |
Total Pengunjung | : | 92.960 |
Sistem Operasi | : | Unknown Platform |
IP Address | : | 3.133.107.11 |
Browser | : | Mozilla 5.0 |
Realisasi | Anggaran
Realisasi | Anggaran
Realisasi | Anggaran